MAKALAH
PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
URGENSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
BAGI GURU DAN SISWA
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen
Pengampu : Drs. Mujiyono M.Pd.
Disusun oleh:
Farah Ummu Masnunah
1401415055
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Istilah
psychology berasal dari rangkaian dua suku kata dari bahasa Yunani yaitu:
“psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu. Dalam bahasa ini,
psikologi lebih cenderung menfokuskan untuk mempelajari tentang gejala - gejala
kejiwaan seseorang. Gejala kejiwaan tersebut disebut pula dengan tingkah laku,
dalam hal ini yang dipelajari adalah tingkah laku manusia, baik tingkah laku
yang tampak maupun tingkah laku yang tidak tampak.
Adapun psikologi
pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan
factor - faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pengertian pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah proses perubahan
sikap dan tingkah
laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang
sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu,
tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa
lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah masalah
pembelajaran. Dengan kata lain, psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset sikologis telah menyediakan serangkaian
sumber-sumber untuk membantu melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam
proses belajar mengajar secara lebih efektif.
Karena konsentrasinya pada
persoalan belajar, yakni persoalan - persoalan yang senantiasa
melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada
umumnya adalah pada pendidik. Adapun urgensi ilmu psikologi sangatlah
besar dalam dunia pendidik khususnya bagi pendidik dan peserta didik, hal ini
dikarenakan cabang ilmu psikologi sangat berkaitan erat dengan peran seorang
pendidik, guna untuk menciptakan
kondisi - kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap
berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif. Tujuannya
adalah untuk menyelidiki tingkah laku individu/ siswanya sebagai gejala -
gejala kejiwaan agar dengan pengetahuan tersebut dapat membantu serta
mengarahkan proses pembelajaran individu agar sesuai dengan tujuan
pendidikan.
Tugas pokok dari psikologi
pendidikan tidak lain adalah membantu terciptanya situasi belajar yang efektif
dan memperlancar proses pembelajaran antara lain; melalui mengerti anak atau peserta didik yang
mempunyai potensi dan perbedaan individual. Dalam kaitannya dengan belajar mengajar psikologi juga
mempunyai peran yang sangat penting diantaranya adalah dalam proses perkembangan peserta didik, cara belajar peserta didik dan cara
pengambilan keputusan untuk pengelolaan proses belajar mengajar.
Mengacu
uraian tersebut di atas maka dalam makalah ini, penulis mencoba untuk mengupas
lebih dalam dengan merumuskan permasalahan tersebut dalam sebuah judul makalah
yaitu: “Urgensi Psikologi Pendidikan bagi Guru dan Siswa”. Penelitian ini
merupakan bersifat kualitatif dengan jenis penelitian study kepustakaan. Dengan harapan agar dengan pengetahuan
tersebut dapat membantu serta mengarahkan individu maupun kelompok untuk
meningkatkan efektifitas pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh dapat
sesuai dengan tujuan pendidikan.
1.2. Rumusan
Masalah
Beranjak
dari realitas tentang pentingnya psikologi pendidikan dalam dunia pendidikan,
maka dirumuskan beberapa masalah, antara lain:
1.2.1. Apakah pengertian psikologi pendidikan?
1.2.2. Bagaimanakah
tujuan psikologi pendidikan?
1.2.3. Bagaimanakah
urgensi psikologi
pendidikan bagi guru dan siswa?
1.3. Tujuan
Kajian
Adapun
tujuan kajian dari pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Untuk
mengetahui pengertian psikologi
pendidikan?
1.3.2. Untuk
mengetahui tujuan psikologi pendidikan?
1.3.3. Untuk
mengetahui urgensi psikologi
pendidikan bagi guru dan siswa?
1.4. Metode
Penulisan
Adapun
metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah heuristik, yaitu
sebuah metode berupa, mencari, menelusuri, menemukan dan mengumpulkan sumber -
sumber sejarah, dan penelusuran media internet serta buku-buku perpustakaan
sehingga disimpulkan menjadi sebuah makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi, Pendidikan dan Psikologi Pendidikan
1.
Definisi Psikologi
Psikologi yang dalam istilah terdahulu
sering disebut sebagai ilmu jiwa, yang berasal dari kata bahasa inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. sehingga, secara harfiah psikologi mengandung
arti ilmu jiwa.
Istilah
psikologi pada mulanya digunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memeunhi
kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku dari berbagai
makhluk hidup, mulai dari yang primitif sampai yang paling modern. Namun, ternyata tidak cocok lantaran menurut para
ilmuan dan filosof, psikologi memiliki batas-batas tertentu yang berada
di luar kaedah keilmuan dan etika falsafi.
Pada asasnya psikologi menyentuh banyak bidang
kehidupan diri organisme baik manusia ataupun hewan. Namun secara lebih
spesifik, psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia.
Dalam hubungan ini, psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
berusaha memahami perilaku menusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu,
dan juga memahami bagaimana makhluk - makhluk tersebut berpikir dan
berperasaan.
Bruno membagi pengertian psikologi
dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi
adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. Dan yang ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai
“tingkah laku” organisme. Selanjutnya, dalam ensiklopedia pendidikan,
Poerbakawatja dan Harahap membatasi arti psikologi sebagai
cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala -gejala dan kegiatan - kegiatan jiwa.
Dengan
demikian secara ringkas
dapat disimpulkan bahwa
psikologi adalah sebuah cabangilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah
laku manusia
yang terlihat maupun tidak, baik secara individu maupun berkelompok, dalam hubungan kesehariannya.
2.
Definisi Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini
mendapat awalan “me sehingga
menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan
memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan bimbingan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya, pegertian pendidikan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut
Muhibbin Syah Pendidikan adalah usah sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Sedangkan menurut pengertian yang lebih luas, pendidikan dapat
diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan. Dalam dictionary of psychologi pendidikan
diartikan sebagai the institutional procedures which are employed in accomplihing the
development of knowlege, habits, atitudes, etc, Usualy the term is applied to
formal institution. Jadi
pendidikan berarti tahap kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan
untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan,
kebiasaan, sikap, dan sebagainya, yang dapat berlangsung secara informal dan nonformal.
Sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai
pengajaran karena pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran. Jika
pegertian seperti ini kita pedomani, setiap orang yang berkewajiban mendidik
seperti guru dan orang tua tentu harus melakukan perbuatan mengajar. Padahal,
mengajar pada umumnya diartikan secara sempit dan formal sebagai kegiatan
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar ia menerima dan menguasai
materi pelajaran tersebut, atau dengan kata lain agar siswa tersebut memiliki
pengetahuan.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk melakukan suatu proses perubahan diri ke arah yang lebih baik melalui
berbagai cara yang salah satunya adalah melalui proses pembelajaran.
3. Definisi Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah
subdisiplin bukan psikologi itu sendiri. Salah seorang ahli yang menganggap
psikologi pendidikan sebagai Subdisiplin psikologi terapan (applicable) adalah
Arthur S. Reber seorang guru besar psikologi pada Brooklyn College, university
of New York City, University of Brithis Colombia Canada dan pada juga
University Innsbruck Austria. Menurutnya, psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu
psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang dapat berguna dalam hal-hal sebagi berikut.
1) Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
2) Pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
3) Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
4) Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses
tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
5) Penyelanggaraan pendidikan keguruan.
Sementara
itu, Tardif mendefinisikan psikologi
pendidikan adalah sebuah bidang study yang berhubungan dengan penerapan
pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan. Sedangkan
menurut Witherington dalam bukunya yang diterjemahkan oleh M. Buchori
memberikan definisi psikologi pendidikan sebagai “A systematic study of the process and factors
involved in the education of human being is called educational
psychology”, yaitu psikologi pendidikan adalah study sistematis
tentang proses - proses dan faktor - faktor yang berhubungan dengan pendidikan
manusia.
Berdasarkan
definisi yang telah dirumuskan oleh para ahli berkaitan tentang psikologi
pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang
dari ilmu psikologi yang diuraikan secara sistematis yang dalam penelitiannya
lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik
maupun mental, yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama
yang mempengaruhi proses dan hasil dari sebuah pembelajaran.
B. Tujuan Psikologi Pendidikan
Banyaknya
harapan masyarakat pendidikan yang menghendaki agar pengajaran memperhatikan
minat, kebutuhan dan kesiapan anak didik untuk belajar, serta dimaksudkan untuk
mencapai tujuan-tujuan sosial sekolah, oleh karena itu, tentunya keadaan
psikologi anak/ peserta didik harus dipelajari dengan teliti. Dengan demikian
studi psikologi dalam dunia pendidikan sangatlah diperlukan. Sehingga dapat
dirumuskan beberapa tujuan psikologi pendidikan, antara lain :
a. Untuk membantu
para guru dan calon guru, agar menjadi lebih bijaksana dalam usahanya
membimbing anak didiknya dalam hubungannya dengan proses pertumbuhan belajar.
b. Agar
para guru dan calon memiliki dasar-dasar yang luas dalam hal mendidik pada
umumnya, dan dalam bidang keahliannya pada khususnya, sehingga anak didik bisa
bertambah baik dalam cara belajarnya.
c. Agar
para guru dan calon guru dapat menciptakan suatu sistem pendidikan yang efektif
dan efisien dengan jalan mempelajari, menganalisis, tingkah laku anak didik
dalam proses pendidikan untuk kemudian mengarahkan proses-proses pendidikan
yang berlangsung, guna meningkatkan ke arah yang lebih baik.
Sedangkan
Ahmadi merumuskan tujuan psikologi pendidikan adalah sebagai langkah untuk
memahami garis besar, pola umum perkembangan, dan pertumbuhan anak pada
tiap-tiap fasenya, yang berguna untuk:
a) Dapat
munculkan sikap senang bergaul dengan orang lain terutama anak-anak, remaja
dengan penuh perhatian kepada mereka baik dalam lingkungan keluarga, sekolah
maupun masyarakat.
b) Dapat
mengarahkan seseoarng untuk berbuat dan beprilaku yang selaras dengan tingkat
perkembangan orang lain.
c) Khususnya
bagi pendidik dapat memahami dan memberikan bimbingan kepada anak didiknya
sesuai dengan taraf perkembangan anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan
berjalan dengan maksimal guna untuk mencapai tujuannya.
Dalam
proses pembelajaran dapat dikatakan bahwa inti permasalahan psikologis terletak
pada anak didik. Bukan berarti mengabaikan persoalan psikologi seorang
pendidik, namun dalam hal seseorang telah menjadi seorang pendidik maka ia
telah melalui proses pendidikan dan kematangan psikologis sebagai suatu
kebutuhan dalam mengajar. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan
merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai dan dimiliki oleh seorang
pendidik.
Guru
dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya
dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku
orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik
dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara
efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah.
Secara
umum tujuan psikologi pendidikan adalah untuk mempelajari tingkah laku manusia
dan perubahan tingkah laku tersebut sebagai akibat proses dari tangan
pendidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu harus dirubah dan
dibimbing melalui pendidikan. Dengan kata lain
ahli psikologi pendidikan berusaha untuk mempelajari, menganalisis, menerangkan
dan memimpin proses pendidikan sedemikian rupa sehingga mendapatkan suatu
sistem pendidikan yang efisien.
C. Urgensi Psikologi Pendidikan bagi Guru dan Siswa
Elemen
pendidikan merupakan salah
satu lingkungan yang menjadi
tempat terjadinya interaksi antar individu. Dalam interaksi antar individu ini baik antara guru
dan siswa maupun antar siswa
dengan siswa lainnya, terjadi proses dan peristiwa psikologis. Peristiwa proses
psikologi pendidikan ini sangat perlu untuk dipahami dan dijadikan
landasan oleh para guru dalam memperlakukan para siswa secara tepat.
Para pendidik khususnya para
guru sekolah, diharapkan memiliki kemampuan dasar ilmu psikologi khususnya
psikologi pendidikan, agar dapat
mendidik para siswa melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan
berhasil guna, pengetahuan mengenai
psikologi pendidikan bagi para guru berperan penting dalam menyelenggarakan
pendidikan di sekolah.
Adapun
kaitannya antara belajar mengajar dengan
psikologi pendidikan, unsur pertama dalam pelaksanaan sebuah sistem dimanapun adalah proses belajar mengajar.
Di tengah-tengah proses edukatif (bersifat kependidikan) ini tak
terkecuali apakah di tempat pendidikan formal ataupunnonformal, terdapat seorang tokoh yang disebut guru.
Sumber pengetahuan yang dapat membantu atau menolong guru dalam mengelola
belajar mengajar tersebut adalah psikologi praktis yaitupsikologi pendidikan.
Sebelum
psikologi memasuki ranah yang menghasilkan tenaga berpendidikan, terlebih
dahulu telah berkembang beberapa anggapan bahwa pengetahuan dan penguasaan akan
bahan pelajaran (subject-matter) secara otomatis akan memberikan kemampuan atau
kompotensi untuk mengajarkannya. Anggapan lainnya,
jika kemampuan dan keterampilan mengajar terpisah dari pengetahuan subject
matter yang ada, maka kemampuan dan keterampilan tersebut merupakan
pembawaannya. Dengan kata lain, anggapan yang terakhir, melahirkan pernyataan bahwa “guru-guru
dilahirkan sebagai guru, bukannya dipersiapkan”.
Sudah tentu, kedua anggapan
itu tidak menunjukkan keahliannya, baik seluruh maupun sebagian. Terhadap
anggapan pertama, keahlian atau validitasnya dapat digugurkan bedasarkan
pengalaman sehari-hari. Suatu gejala yang sudah lazim terdapat pada
pengalaman setiap orang
menunjukkan bahwa seorang sarjana baik lelaki
maupun wanita, betapapun kompetennya, namun belum tentu dapat jaminan
bahwa ia mampu menyampaikan
pengetahuan kepada para peserta didiknya dengan baik, sebaliknya, cukup banyak sarjana
yang kurang kompeten, ternyata lebih berhasil sebagai guru.
Sedangkan terhadap anggapan
yang kedua, tidak sepenuhnya mengandung kesahihan. memang, tidak seorangpun menyangkal bahwa setiap
orang memiliki perbedaan begitupun dalam hal bakat pembawaan mengajar. Paling tidak ada
dua hal yaitu; dalam hal
kemampuan untuk menemukan secara intuitif atau belajar dari orang
lain tentang prinsip-prinsip belajar mengajar yang tepat dan dalam hal kemampuan untuk melaksanakan
prinsip - prinsip tersebut dengan berhasil. Perkiraan yang tepat
adalah sebagian mereka yang berinteligensi normal akan dapat memanfaatkan dan
mengambil keuntungan dari hal tersebut. Bagi mereka yang kurang berbakat,
setidak-tidaknya akan menjadi guru yang baik, sedangkan bagi mereka yang
berbakat, justru akan dapat mengembangkan kapasitas yang dimilikinya ke
arah yang lebih baik.
Terhadap masalah yang kedua,
yaitu menyangkut masalah atau materi yang disajikan, biasanya telah dipelajari
sebelum disiapkan secara teknis untuk menjadi guru. Terhadap masalah pertama
dan keempat, yaitu tujuan yang ingin dicapai dan metode mengajar dan
alat - alat peraga yang diperlukan, semuanya dapat dimasukkan
ke dalam seni dan keterampilan mengajar serta prosedur pengembangan dalam
proses pembelajaran. Sedangkan terhadap
masalah yang ketiga yaitu sifat hakikat anak didik, ini menyangkut pengetahuan
dan pemahaman kejiwaan anak didik dalam proses belajarnya. Terhadap masalah
yang terakhir inilah tampak dengan jelas
betapa pentingnya ilmu jiwa pendidikan bagi seorang guru.
Jadi, berdasarkan uraian
diatas, dapatlah ditegaskan bahwa psikologi pendidikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan merupakan keharusan di lembaga-lembaga pendidikan terutama
harus dimiliki oleh seorang pendidik. Penegasan ini berdasarkan atas dua dimensi pemikiran. Pertama, sifat
dan jenis belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang kemudian dapat
diidentifikasikan secara meyakinkan. Kedua, pengetahuan yang serupa itu dapat
disistematisasikan dan disampaikan secara efektif kepada calon guru dan dari kedua
dimensi pemikiran inilah para calon guru dapat mengambil keuntungannya.
Walaupun demikian perlu
disadari bahwa psikologi pendidikan bukan merupakan satu-satunya syarat untuk
mempersiapkan dan menjadikan seorang bisa menjadi guru yang baik. Sebab, masih
cukup banyak persyaratan lainya antara lain; bakat,
minat, komitmen, motivasi dan latihan serta penguasaan metodologi pengajaran.
Akan
tetapi, setidaknya urgensi dari seorang guru atau siswa yang memahami psikologi
pendidikan agar dapat:
1) Merumuskan tujuan pembelajaran dengan tepat. Dengan
memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih
tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
2) Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan seorang
guru dapat menentukan
strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu
mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan
gaya belajar serta tingkat
perkembangan kemampuansiswanya.
3) Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran guru disamping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat
membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya guru diharapkan dapat memberilkan bantuan psikologis secara
tepat dan benar, melalui proses interpersonal yang penuh keakraban dan
kehangatan.
4) Memfasilitasi dan memotivasi belajar siswanya. Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan
segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat.
Sedangkan memotivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya membangkitkan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk
menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu,
guna untuk tercapainya tujuan yang dikehendaki siswa. Tanpa
pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami
kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar
siswanya.
5) Menciptakan iklim belajar yang kondusif. Efektivitas
pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan
pemahaman psikologi yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim
sosio emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat
belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6) Berinteraksi secara tepat dengan siswanya. Pemahaman seorang guru tentang psikologi pendidikan
memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak,
penuh simpati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
7) Menilai atau mengevaluasi hasil
pembelajaran dengan lebih arif tanpa mengesampingkan unsur
objektifitas. Hal ini
karena pemahaman guru tentang
psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam mengembangkan penilaian
pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis, penilaian, pemenuhan
prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
Dengan
demikian urgensi dari psikologi pendidikan ini adalah suatu disiplin ilmu yang
sangat penting dan mesti dimiliki oleh guru atau seorang pendidik agar dapat
membantunya dalam memahami tingkah laku belajar anak didiknya guna untuk
mencari solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi serta memberikan
penjelasan bahwa siswanya sedang dalam kondisi belajar yang baik atau
tidak. Namun pada prinsipnya
psikologi pendidikan merupakan alat yang penting untuk memahami tingkah laku
belajar anak. Psikologi pendidikan ini sebagai alat bagi guru untuk
mengendalikan dirinya, dan juga memberi bantuan belajar kepada peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran guna untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu
sendiri.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan hasil uraian di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain sebagai
berikut :
v Psikologi
pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang diuraikan secara sistematis
yang dalam penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dengan
masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan hasil dari sebuah
pembelajaran.
v Tujuan
psikologi pendidikan adalah untuk mempelajari tingkah laku manusia dan
perubahan tingkah laku tersebut sebagai akibat proses dari tangan pendidikan dan
berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu harus dirubah dan dibimbing melalui
pendidikan. Dengan kata lain ahli psikologi pendidikan berusaha untuk
mempelajari, menganalisis, menerangkan dan memimpin proses pendidikan
sedemikian rupa sehingga mendapatkan suatu sistem pendidikan yang efisien.
v Adapun
urgensi dari psikologi pendidikan ini adalah suatu disiplin ilmu yang sangat
penting dan mesti dimiliki oleh guru atau seorang pendidik agar dapat
membantunya dalam memahami tingkah laku belajar anak didiknya guna untuk
mencari solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi serta memberikan
penjelasan bahwa siswanya sedang dalam kondisi belajar yang baik atau
tidak. Namun pada prinsipnya
psikologi pendidikan merupakan alat yang penting untuk memahami tingkah laku
belajar anak. Psikologi pendidikan ini sebagai alat bagi guru untuk
mengendalikan dirinya, dan juga memberi bantuan belajar kepada peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran guna untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Abd Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, Yokyakarta: Penerbit, Tiara Wacana, 1993.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa 2008.
Lia
Kanjeng Ais, Pentingnya Psikologi
Dalam Pendidikan, diposting pada tanggal 12
Oktober
2012, www.liakanjengais.blogspot.com.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru, Bandung: Penerbit
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Penerbit Rineka Cipta, 1997.
Mahendra, Pentingnya Psikologi
Pendidikan Bagi Guru, diposting pada tanggal 2
Oktobuer 2012, www.mahendra261291.wordpress.com.
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk
GURU-KARYAWAN dan PENELITI PEMULA, Bandung; Alfabeta, 2010.
Seno, Peranan Tentara Pelajar di Banda Aceh dalam
Mempertahankan Kemerdekaan
http://www.fauzulmustaqim.com/2015/11/makalah-urgensi-psikologi-pendidikan.html (diakses pada 24 November 2016)
0 komentar:
Posting Komentar