Sabtu, 14 April 2018

Urgensi Psikologi Pendidikan Bagi Guru dan Siswa


 

 

MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
URGENSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
BAGI GURU DAN SISWA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. Mujiyono M.Pd.


Disusun oleh:
Farah Ummu Masnunah
1401415055


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang Masalah
Istilah psychology berasal dari rangkaian dua suku kata dari bahasa Yunani yaitu: “psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu. Dalam bahasa ini, psikologi lebih cenderung menfokuskan untuk mempelajari tentang gejala - gejala kejiwaan seseorang. Gejala kejiwaan tersebut disebut pula dengan tingkah laku, dalam hal ini yang dipelajari adalah tingkah laku manusia, baik tingkah laku yang tampak maupun tingkah laku yang tidak tampak.
Adapun psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan factor - faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pengertian pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah masalah pembelajaran. Dengan kata lain, psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset sikologis telah menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.
Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan - persoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik. Adapun urgensi ilmu psikologi sangatlah besar dalam dunia pendidik khususnya bagi pendidik dan peserta didik, hal ini dikarenakan cabang ilmu psikologi sangat berkaitan erat dengan peran seorang pendidik, guna untuk menciptakan kondisi - kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif. Tujuannya adalah untuk menyelidiki tingkah laku individu/ siswanya sebagai gejala - gejala kejiwaan agar dengan pengetahuan tersebut dapat membantu serta mengarahkan proses pembelajaran individu agar sesuai dengan tujuan pendidikan. 
Tugas pokok dari psikologi pendidikan tidak lain adalah membantu terciptanya situasi belajar yang efektif dan memperlancar proses pembelajaran antara lain; melalui mengerti anak atau peserta didik yang mempunyai potensi dan perbedaan individualDalam kaitannya dengan belajar mengajar psikologi juga mempunyai peran yang sangat penting diantaranya adalah dalam proses perkembangan peserta didik, cara belajar peserta didik dan cara pengambilan keputusan untuk pengelolaan proses belajar mengajar.
Mengacu uraian tersebut di atas maka dalam makalah ini, penulis mencoba untuk mengupas lebih dalam dengan merumuskan permasalahan tersebut dalam sebuah judul makalah yaitu: “Urgensi Psikologi Pendidikan bagi Guru dan Siswa”. Penelitian ini merupakan bersifat kualitatif dengan jenis penelitian study kepustakaan. Dengan harapan agar dengan pengetahuan tersebut dapat membantu serta mengarahkan individu maupun kelompok untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan tujuan pendidikan.

1.2.   Rumusan Masalah
Beranjak dari realitas tentang pentingnya psikologi pendidikan dalam dunia pendidikan, maka dirumuskan beberapa masalah, antara lain: 
1.2.1.      Apakah pengertian psikologi pendidikan?
1.2.2.      Bagaimanakah tujuan psikologi pendidikan?
1.2.3.      Bagaimanakah urgensi psikologi pendidikan bagi guru dan siswa?

1.3. Tujuan Kajian
Adapun tujuan kajian dari pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1.3.1.      Untuk mengetahui pengertian psikologi pendidikan?
1.3.2.      Untuk mengetahui tujuan psikologi pendidikan?
1.3.3.      Untuk mengetahui urgensi psikologi pendidikan bagi guru dan siswa?



1.4. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah heuristik, yaitu sebuah metode berupa, mencari, menelusuri, menemukan dan mengumpulkan sumber - sumber sejarah, dan penelusuran media internet serta buku-buku perpustakaan sehingga disimpulkan menjadi sebuah makalah.



























BAB  II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Psikologi, Pendidikan dan Psikologi Pendidikan
1.      Definisi Psikologi
Psikologi yang dalam istilah terdahulu sering disebut sebagai ilmu jiwa, yang berasal dari kata bahasa inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. sehingga, secara harfiah psikologi mengandung arti ilmu jiwa.
Istilah psikologi pada mulanya digunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memeunhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku dari berbagai makhluk hidup, mulai dari yang primitif sampai yang paling modern. Namun, ternyata tidak cocok lantaran menurut para ilmuan dan filosof, psikologi memiliki batas-batas tertentu yang berada di luar kaedah keilmuan dan etika falsafi.
Pada asasnya psikologi menyentuh banyak bidang kehidupan diri organisme baik manusia ataupun hewan. Namun secara lebih spesifik, psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia. Dalam hubungan ini, psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku menusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk - makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.
Bruno membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. Dan yang ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme. Selanjutnya, dalam ensiklopedia pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap membatasi arti psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala -gejala dan kegiatan - kegiatan jiwa.
Dengan demikian secara ringkas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah sebuah cabangilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku manusia yang terlihat maupun tidak, baik secara individu maupun berkelompok, dalam hubungan kesehariannya.

2.      Definisi Pendidikan 
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan bimbingan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya, pegertian pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Muhibbin Syah Pendidikan adalah usah sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Sedangkan menurut pengertian yang lebih luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam dictionary of psychologi pendidikan diartikan sebagai the institutional procedures which are employed in accomplihing the development of knowlege, habits, atitudes, etc, Usualy the term is applied to formal institution. Jadi pendidikan berarti tahap kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya, yang dapat berlangsung secara informal dan nonformal.
Sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran. Jika pegertian seperti ini kita pedomani, setiap orang yang berkewajiban mendidik seperti guru dan orang tua tentu harus melakukan perbuatan mengajar. Padahal, mengajar pada umumnya diartikan secara sempit dan formal sebagai kegiatan menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar ia menerima dan menguasai materi pelajaran tersebut, atau dengan kata lain agar siswa tersebut memiliki pengetahuan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk melakukan suatu proses perubahan diri ke arah yang lebih baik melalui berbagai cara yang salah satunya adalah melalui proses pembelajaran. 

3.      Definisi Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah subdisiplin bukan psikologi itu sendiri. Salah seorang ahli yang menganggap psikologi pendidikan sebagai Subdisiplin psikologi terapan (applicable) adalah Arthur S. Reber seorang guru besar psikologi pada Brooklyn College, university of New York City, University of Brithis Colombia Canada dan pada juga University Innsbruck Austria. Menurutnya, psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang dapat berguna dalam hal-hal sebagi berikut. 
1)   Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
2)   Pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
3)   Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
4)   Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
5)   Penyelanggaraan pendidikan keguruan.
Sementara itu, Tardif mendefinisikan psikologi pendidikan adalah sebuah bidang study yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan. Sedangkan menurut Witherington dalam bukunya yang diterjemahkan oleh M. Buchori memberikan definisi psikologi pendidikan sebagai “A systematic study of the process and factors involved in the education of human being is called educational psychology”, yaitu psikologi pendidikan adalah study sistematis tentang proses - proses dan faktor - faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
Berdasarkan definisi yang telah dirumuskan oleh para ahli berkaitan tentang psikologi pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang diuraikan secara sistematis yang dalam penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan hasil dari sebuah pembelajaran.

B.     Tujuan Psikologi Pendidikan
Banyaknya harapan masyarakat pendidikan yang menghendaki agar pengajaran memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan anak didik untuk belajar, serta dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial sekolah, oleh karena itu, tentunya keadaan psikologi anak/ peserta didik harus dipelajari dengan teliti. Dengan demikian studi psikologi dalam dunia pendidikan sangatlah diperlukan. Sehingga dapat dirumuskan beberapa tujuan psikologi pendidikan, antara lain :
a.    Untuk membantu para guru dan calon guru, agar menjadi lebih bijaksana dalam usahanya membimbing anak didiknya dalam hubungannya dengan proses pertumbuhan belajar.
b.    Agar para guru dan calon memiliki dasar-dasar yang luas dalam hal mendidik pada umumnya, dan dalam bidang keahliannya pada khususnya, sehingga anak didik bisa bertambah baik dalam cara belajarnya.
c.    Agar para guru dan calon guru dapat menciptakan suatu sistem pendidikan yang efektif dan efisien dengan jalan mempelajari, menganalisis, tingkah laku anak didik dalam proses pendidikan untuk kemudian mengarahkan proses-proses pendidikan yang berlangsung, guna meningkatkan ke arah yang lebih baik.
Sedangkan Ahmadi merumuskan tujuan psikologi pendidikan adalah sebagai langkah untuk memahami garis besar, pola umum perkembangan, dan pertumbuhan anak pada tiap-tiap fasenya, yang berguna untuk:
a)      Dapat munculkan sikap senang bergaul dengan orang lain terutama anak-anak, remaja dengan penuh perhatian kepada mereka baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
b)      Dapat mengarahkan seseoarng untuk berbuat dan beprilaku yang selaras dengan tingkat perkembangan orang lain.
c)      Khususnya bagi pendidik dapat memahami dan memberikan bimbingan kepada anak didiknya sesuai dengan taraf perkembangan anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan dengan maksimal guna untuk mencapai tujuannya.

Dalam proses pembelajaran dapat dikatakan bahwa inti permasalahan psikologis terletak pada anak didik. Bukan berarti mengabaikan persoalan psikologi seorang pendidik, namun dalam hal seseorang telah menjadi seorang pendidik maka ia telah melalui proses pendidikan dan kematangan psikologis sebagai suatu kebutuhan dalam mengajar. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai dan dimiliki oleh seorang pendidik.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Secara umum tujuan psikologi pendidikan adalah untuk mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku tersebut sebagai akibat proses dari tangan pendidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu harus dirubah dan dibimbing melalui pendidikan. Dengan kata lain ahli psikologi pendidikan berusaha untuk mempelajari, menganalisis, menerangkan dan memimpin proses pendidikan sedemikian rupa sehingga mendapatkan suatu sistem pendidikan yang efisien.

C.    Urgensi Psikologi Pendidikan bagi Guru dan Siswa
Elemen pendidikan merupakan salah satu lingkungan yang menjadi tempat terjadinya interaksi antar individuDalam interaksi antar individu ini baik antara guru dan siswa maupun antar siswa dengan siswa lainnya, terjadi proses dan peristiwa psikologis. Peristiwa proses psikologi pendidikan ini sangat perlu untuk dipahami dan dijadikan landasan oleh para guru dalam memperlakukan para siswa secara tepat.
Para pendidik khususnya para guru sekolah, diharapkan memiliki kemampuan dasar ilmu psikologi khususnya psikologi pendidikan, agar dapat mendidik para siswa melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna, pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi para guru berperan penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah. 
            Adapun kaitannya antara belajar mengajar dengan psikologi pendidikan, unsur pertama dalam pelaksanaan sebuah sistem dimanapun adalah proses belajar mengajar. Di tengah-tengah proses edukatif (bersifat kependidikan) ini tak terkecuali apakah di tempat pendidikan formal ataupunnonformal, terdapat seorang tokoh yang disebut guru. Sumber pengetahuan yang dapat membantu atau menolong guru dalam mengelola belajar mengajar tersebut adalah psikologi praktis yaitupsikologi pendidikan.
Sebelum psikologi memasuki ranah yang menghasilkan tenaga berpendidikan, terlebih dahulu telah berkembang beberapa anggapan bahwa pengetahuan dan penguasaan akan bahan pelajaran (subject-matter) secara otomatis akan memberikan kemampuan atau kompotensi untuk mengajarkannya. Anggapan lainnya, jika kemampuan dan keterampilan mengajar terpisah dari pengetahuan subject matter yang ada, maka kemampuan dan keterampilan tersebut merupakan pembawaannya. Dengan kata lain, anggapan yang terakhir, melahirkan pernyataan bahwa “guru-guru dilahirkan sebagai guru, bukannya dipersiapkan”.
Sudah tentu, kedua anggapan itu tidak menunjukkan keahliannya,  baik seluruh maupun sebagian. Terhadap anggapan pertama, keahlian atau validitasnya dapat digugurkan bedasarkan pengalaman sehari-hari. Suatu gejala yang sudah lazim terdapat pada pengalaman setiap orang menunjukkan bahwa seorang sarjana baik lelaki maupun wanita, betapapun kompetennya, namun belum tentu dapat jaminan bahwa ia mampu menyampaikan pengetahuan kepada para peserta didiknya dengan baik, sebaliknya, cukup banyak sarjana yang kurang kompeten, ternyata lebih berhasil sebagai guru.
Sedangkan terhadap anggapan yang kedua, tidak sepenuhnya mengandung kesahihan. memang, tidak seorangpun menyangkal bahwa setiap orang memiliki perbedaan begitupun dalam hal bakat pembawaan mengajar. Paling tidak ada dua hal yaitu; dalam hal kemampuan untuk menemukan secara intuitif atau belajar dari orang lain tentang prinsip-prinsip belajar mengajar yang tepat dan dalam hal kemampuan untuk melaksanakan prinsip - prinsip tersebut dengan berhasil. Perkiraan yang tepat adalah sebagian mereka yang berinteligensi normal akan dapat memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari hal tersebut. Bagi mereka yang kurang berbakat, setidak-tidaknya akan menjadi guru yang baik, sedangkan bagi mereka yang berbakat, justru akan dapat mengembangkan kapasitas yang dimilikinya ke arah yang lebih baik
Terhadap masalah yang kedua, yaitu menyangkut masalah atau materi yang disajikan, biasanya telah dipelajari sebelum disiapkan secara teknis untuk menjadi guru. Terhadap masalah pertama dan keempat, yaitu tujuan yang ingin dicapai dan metode mengajar dan alat - alat peraga yang diperlukan, semuanya dapat dimasukkan ke dalam seni dan keterampilan mengajar serta prosedur pengembangan dalam proses pembelajaran. Sedangkan terhadap masalah yang ketiga yaitu sifat hakikat anak didik, ini menyangkut pengetahuan dan pemahaman kejiwaan anak didik dalam proses belajarnya. Terhadap masalah yang terakhir inilah tampak dengan jelas betapa pentingnya ilmu jiwa pendidikan bagi seorang guru. 
Jadi, berdasarkan uraian diatas, dapatlah ditegaskan bahwa psikologi pendidikan sebagai suatu ilmu pengetahuan merupakan keharusan di lembaga-lembaga pendidikan terutama harus dimiliki oleh seorang pendidikPenegasan ini berdasarkan atas dua dimensi pemikiran. Pertama, sifat dan jenis belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang kemudian dapat diidentifikasikan secara meyakinkan. Kedua, pengetahuan yang serupa itu dapat disistematisasikan dan disampaikan secara efektif kepada calon guru dan dari kedua dimensi pemikiran inilah para calon guru dapat mengambil keuntungannya.
Walaupun demikian perlu disadari bahwa psikologi pendidikan bukan merupakan satu-satunya syarat untuk mempersiapkan dan menjadikan seorang bisa menjadi guru yang baik. Sebab, masih cukup banyak persyaratan lainya antara lain; bakat, minat, komitmen, motivasi dan latihan serta penguasaan metodologi pengajaran.
Akan tetapi, setidaknya urgensi dari seorang guru atau siswa yang memahami psikologi pendidikan agar dapat:
1)        Merumuskan tujuan pembelajaran dengan tepat. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. 
2)        Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan seorang  guru  dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar serta tingkat perkembangan kemampuansiswanya.
3)        Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling. Tugas dan peran guru disamping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya guru diharapkan dapat memberilkan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses interpersonal yang penuh keakraban dan kehangatan.
4)        Memfasilitasi dan memotivasi belajar siswanya. Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya membangkitkan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, guna untuk tercapainya tujuan yang dikehendaki siswa. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5)        Menciptakan iklim belajar yang kondusif. Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6)        Berinteraksi secara tepat dengan siswanya. Pemahaman seorang guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan  untuk terwujudnya  interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh simpati  dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
7)        Menilai atau mengevaluasi hasil pembelajaran dengan lebih arif tanpa mengesampingkan unsur objektifitasHal ini karena pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam mengembangkan  penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis, penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.

Dengan demikian urgensi dari psikologi pendidikan ini adalah suatu disiplin ilmu yang sangat penting dan mesti dimiliki oleh guru atau seorang pendidik agar dapat membantunya dalam memahami tingkah laku belajar anak didiknya guna untuk mencari solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi serta memberikan penjelasan bahwa siswanya sedang dalam kondisi belajar yang baik atau tidak. Namun pada prinsipnya psikologi pendidikan merupakan alat yang penting untuk memahami tingkah laku belajar anak. Psikologi pendidikan ini sebagai alat bagi guru untuk mengendalikan dirinya, dan juga memberi bantuan belajar kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran guna untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri.

















BAB III
PENUTUP

Berdasarkan hasil uraian di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :
v  Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang diuraikan secara sistematis yang dalam penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan hasil dari sebuah pembelajaran.
v  Tujuan psikologi pendidikan adalah untuk mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku tersebut sebagai akibat proses dari tangan pendidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu harus dirubah dan dibimbing melalui pendidikan. Dengan kata lain ahli psikologi pendidikan berusaha untuk mempelajari, menganalisis, menerangkan dan memimpin proses pendidikan sedemikian rupa sehingga mendapatkan suatu sistem pendidikan yang efisien.
v  Adapun urgensi dari psikologi pendidikan ini adalah suatu disiplin ilmu yang sangat penting dan mesti dimiliki oleh guru atau seorang pendidik agar dapat membantunya dalam memahami tingkah laku belajar anak didiknya guna untuk mencari solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi serta memberikan penjelasan bahwa siswanya sedang dalam kondisi belajar yang baik atau tidak. Namun pada prinsipnya psikologi pendidikan merupakan alat yang penting untuk memahami tingkah laku belajar anak. Psikologi pendidikan ini sebagai alat bagi guru untuk mengendalikan dirinya, dan juga memberi bantuan belajar kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran guna untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri.







DAFTAR PUSTAKA

Abd Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, Yokyakarta: Penerbit, Tiara Wacana, 1993.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa 2008.

Lia Kanjeng Ais, Pentingnya Psikologi Dalam Pendidikan, diposting pada tanggal 12 
Oktober 2012www.liakanjengais.blogspot.com.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Penerbit

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Penerbit Rineka Cipta, 1997.


Mahendra, Pentingnya Psikologi Pendidikan Bagi Guru, diposting pada tanggal 2
Oktobuer 2012www.mahendra261291.wordpress.com.

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk GURU-KARYAWAN dan PENELITI PEMULA, Bandung; Alfabeta, 2010. 

Seno, Peranan Tentara Pelajar di Banda Aceh dalam Mempertahankan Kemerdekaan 

            http://www.fauzulmustaqim.com/2015/11/makalah-urgensi-psikologi-pendidikan.html (diakses pada 24 November 2016)

0 komentar:

Posting Komentar